Minggu, 26 Oktober 2014

Pengharapan Mesias Yahudi

Mesias (berasal dari bahasa Ibarni yaitu mashiah) yang berarti “yang diurapi”. Di dalam bahasa Yunani, kata Mesias ini diterjemahkan dengan kata kristos dan dari situlah dikenal sebutan Kristus yang menjadi salah satu gelar Yesus. Sebutan Mesias berakar dari pengertian Yahudi mengenai seorang tokoh pada masa depan yang akan datang membawa keselamatan bagi umat Yahudi. Konsep Mesianik ini dikenal juga di dalam agama-agama yang berakar dari Abraham, yakni kekristenan. Di dalam kekristenan, Yesus Kristus dipercaya sebagai Mesias yang telah dinanti-nantikan untuk membawa keselamatan dari Allah kepada manusia.[1] 
Didalam tema-tema kitab Perjanjian Lama, pengharapan adalah salah satu tema pokok yang penting. Hal ini didasarkan pada kehidupan bangsa Israel yang memang selalu hidup dalam pengharapan. Harapan mereka adalah akan adanya pembebasan dari perbudakan Mesir, mereka bisa memasuki tanah perjanjian dan bahkan mereka berharap akan adanya mesias yang pemerintahannya tidak akan berakhir. Konsep Raja Mesias, raja penyelamat, Yang diurapi, pembebasan umat Allah dari segala penindasan, telah menjadi harapan yang dipertahankan dari generasi ke generasi oleh bangsa atau agama Yahudi.
Menurut Tanakh Ibrani (Perjanjian Lama), mesias yang dijanjikan adalah orang yang dipilh Allah, ditetapkan untuk menggenapi suatu tujuan bagi umat Allah, dan menggenapi hukuman terhadap musuh-musuhNya. Kepadanya diberi kuasa untuk memerintah bangsa-bangsa dan dalam semua tindakannya, yang sesungguhnya bertindak adalah Allah sendiri. Namun dalam pemahaman orang Yahudi, Mesias yang dijanjikan itu sosok Mesias yang memenuhi kriteria, yaitu:a.       Membebaskan bangsa Yahudi dari penjajahan (Romawi)
b.      Mengumpulkan kembali bangsa Israel dari segala penjuru bumi
c.       Memimpin pada penyembahn Tuhan Allah yang benar
d.      Membawa era perdamaian
e.       Mendirikan kembali negara Israel
Jadi bayangan orang Yahudi tentang sosok yang disebut Mesias itu harus seperti Musa dalam kepemimpinannya, secara spiritual dan juga kenegarawanannya. Mesias haruslah menjadi sosok yang lebih besar dari Musa sebagai pembebas, lebih besar dari Daud sebagai raja, lebih besar dari Harun sebagai imam, lebih besar dari Elia sebagai nabi. Pendeknya, Mesias adalah manusia super dibanding semua manusia.[2]
Mesias yang dijanjikan yang tertulis dalam Perjanjian Lama, diberikan kuasa untuk memerintah bangsa-bangsa dan dalam semua tindakannya, yang sesungguhnya bertindak adalah Allah sendiri. Namun, pengharapan Yahudi berpusat pada didirikannya pemerintahan atau kerajaan Allah yang sering dihubungkan dengan datangnya seorang tokoh yang mewakili Allah untuk menjalankan pemerintahanNya. Tokoh seperti itu tentulah “Raja”, yang diurapi oleh Allah dan dari suku Daud.Pengharapan menjadi jembatan antara manusia yang menantikan pemenuhan janji itu dan Allah yang memberikan janji-janjiNya. Rasul Paulus menyebutkan bahwa “kasih karunia pembenaran (Rom. 5:2)”, ketekunan (Rom. 5:4; 15:4), kasih Allah (Rom. 5:5), penghiburan dari kitab suci (Rom. 15:4), dan Allah sendiri (Rom. 15:13) sebagai dasar pengharapan. Pada intinya pengharapan itu datang dari Tuhan dan bekerja melalui anugerah didalam diri orang beriman yang juga nyata secara keseluruhan hidup. Dengan kata lain, Allah sendiri yang menjadi dasar pengharapan dan kitab suci memberi kesaksian mengenai kasih Allah (bnd. Rom. 16:26). Dasar pengharapan bagi orang percaya adalah kebangkitan Kristus. Sebab pengharapan masa depan yang ditunjuk adalah masa depan dari Kristus yang bangkit dan sebagai janji Allah untuk masa depan orang percaya. Jadi dasar pengharapan Kristen adalah salib dan kebangkitan Kristus sebagai sebuah peristiwa yang menyatakan janji eskatologi Allah.[3]Daftar PustakaBuku:S.M. Siahaan., “Pengharapan Mesianis dalam Perjanjian Lama”. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2001.Richard Baukham., “Teologi Mesianis (Menuju Teologi Mesianis menurut jurgen Moltmann)”, Jakarta: BPK Gandum Mas, 1992, hlm. 140Lembaga Alkitab Indonesia (LAI)Web:http://www.sarapanpagi.org/86-konsep-mesias-dalam-alkitab-dan-menurut-yahudi-vt3193.htmldiunduh: tanggal19 Oktober 2014               jam 18.20

[1] S.M. Siahaan., Pengharapan Mesianis dalam Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2001.
[2] http://www.sarapanpagi.org/86-konsep-mesias-dalam-alkitab-dan-menurut-yahudi-vt3193.html
[3] Richard Baukham., “Teologi Mesianis (Menuju Teologi Mesianis menurut jurgen Moltmann)”, Jakarta: BPK Gandum Mas, 1992, hlm. 140



Tidak ada komentar:

Posting Komentar